Senin, 23 Januari 2017

arti dan makna lagu jawa lir-iler

ARTI DAN MAKNA LAGU JAWA ” LIR – ILIR “

image
M2000 – Bagi kita yang kebetulan lahir dan besar di Jawa, tentu tidak asing lagi dengan lagu jawa lir-ilir.
Lagu ini adalah ciptaan dari Sunan Kali jaga.
Lagu ini sangat populer sekali dan sudah di nyanyikan oleh puluhan penyanyi dalam berbagai versi.
Yang paling ngetop menurut admin adalah yang dibawakan oleh MH. Ainun Najib bersama kyai kanjengnya ( band pimpinan Ainun Najib / cak Nun ).
( baca juga : makna lagu jawa- lingsir wengi )
Ada baiknya kita baca liriknya dulu ya,

*Lirik Lagu Lir-ilir
image
Lir-ilir, lir-ilir…
Tandure wis sumilir…
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar…
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi…
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro…
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir…
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore…
Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane…
Yo surako… surak iyo…
1. Arti Lirik Lagu Lir-ilir ( terjemahan bahasa Indonesia )
Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Demikian menghijau bagaikan pengantin baru
Anak gembala, anak gembala panjatlah
(pohon) belimbing itu
Biar licin dan susah tetaplah kau panjat
untuk membasuh pakaianmu
Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang
Ayo bersoraklah dengan sorakan iya
Nah, bagi yang tidak tahu bahasa jawa, mudah-mudahan bisa terbantu.
Sekarang mari kita simak bersama apa makna dari lagu ” lir-ilir “ ini,
*Makna yang terkandung lagu Lir-ilir
Sebagai umat Islam kita diminta bangun ( sadar ).
Bangun dari keterpurukan, bangun dari
sifat malas untuk lebih mempertebal
keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh.
Dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk
menumbuhkan tanaman tersebut hingga
besar dan mendapatkan kebahagiaan
seperti bahagianya pengantin baru.
Disini disebut anak gembala ( cah angon ) bukan raja , patih , pak jendral atau pak presiden,  atau yang lain
Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya,
seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar , karena oleh Alloh, kita juga telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya ?
Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing ( warna hijaunya melambangkan ciri khas Islam )dan  notabene buah belimbing bergerigi lima buah.
Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut
dalam arti sekuat tenaga kita tetap
berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.
Lalu apa gunanya?
Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.
Pakaian yang dimaksud adalah pakaian
taqwa kita.
Sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk
itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT.
Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan iya.

Senin, 09 Januari 2017

pitutur Sunan Kalijaga

 

1. Urip iku urup

Hidup itu Nyala! Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan, tentu akan lebih baik.

2. Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara

Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.

3. Sura dira jaya jayaningrat, lebur dening pangastuti

Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar.

4. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha

Berjuang tanpa perlu membawa massa; menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kekayaan atau kekuasaan, keturunan; kaya tanpa didasari kebendaan.

5. Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan

Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri! Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu!

6. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman

Jangan mudah terheran-heran! Jangan mudah menyesal! Jangan mudah terkejut-kejut! Jangan mudah kolokan atau manja!

7. Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kemareman

Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi!

8. Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka

Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah! Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka!

9. Aja milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho

Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah! Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat!

10. Aja adigang, adigung, adiguna

Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti!

blog by:riyanto luboyo
semoga artikel ini bermanfaat...

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisthJG7QGRV-r0rp4nMLt_QG98uONM7cVwSdBM7Czt7b345sBxJu_MAoe2wmzkII58XwcFSntc7-GMo8qHfMy5SiBXBEeZL9ZIoYXBvUjr4FqWN0NMZlLhLYitpPNFu2S8aRUy86d_N7o/s1600/Dasa+pitutur.jpg